Gesang Pesan Keroncong Dilestarikan
Diposting oleh Lia's Homepage , Jumat, 21 Mei 2010 16.45
Solo, Pelita
Maestro Keroncong, pencipta lagu Bengawan Solo, Gesang Martohartono, Kamis (20/5), tutup usia sekitar pukul 18.10 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo, akibat penyakit paru-paru yang dideritanya.
Sebelumnya, Gesang telah mendapat perawatan sejak Minggu (16/5). Jenazahnya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pracimalaya, Makam Haji Surakarta, Jumat (21/5).
Menurut Ketua Tim Dokter Dr Suryo Adi Wibowo, kondisi Gesang semakin menurun sejak pukul 13.30 WIB kemarin. Karena infeksi paru-parunya, ujarnya.
Yani Effendi, anak keponakan Gesang mengatakan, sebelum berpulang, Gesang sempat berpesan kepada masyarakat untuk melestarikan keroncong sebagai bagian dari seni dan budaya Indonesia.
Pesan terakhir, beliau menyuruh melestarikan keroncong, kata Yani Effendi.
Yani yang menunggui Gesang selama dirawat di rumah sakit itu, mengatakan, sejak Jumat siang Gesang meminta pulang ke rumahnya di Kemlayan, Solo. Tetapi, katanya, dokter tidak mengizinkan karena kondisi kesehatannya belum membaik.
Sanak-saudara Gesang hingga sekitar pukul 19.15 WIB berada di rumah sakit itu. Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pemerintah Kota Surakarta, Subagyo, juga berada di tempat itu.
Sebelum meninggal, Gesang sempat dijenguk oleh anak-anak Sekolah Dasar (SD) Yosodipuro, Solo yang dipimpin gurunya Siti Markamah.
Para siswa SD itu juga melakukan doa bersama di depan pintu masuk ruang ICU tempat Gesang dirawat, yang meminta agar Maestro Keroncong tersebut bisa cepat sembuh dan setelah itu juga memberikan poster gambar Gesang kepada Yani Effendi.
Gesang dirawat di rumah sakit tersebut ditangani dokter ahli penyakt dalam dr Suryo Aribowo, Prof dr Suradi (ahli paru), dr Suharto (ahli urologi), dr Anik Rusnani (ahli syaraf), dan dr Trisula (ahli jantung).
Dari hasil diagnosis tim dokter, penurunan kondisi kesehatan Gesang secara drastis itu dipengaruhi tiga faktor, yakni kurangnya asupan makanan, riwayat komplikasi penyakit yang diderita sejak lama, selain pula faktor usia yang sudah lanjut.
Gesang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917 adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu yang terkenal di Indonesia, Jepang, dan sejumlah negara lain. Lagu Bengawan Solo ciptaannya telah diterjemahkan ke dalam setidaknya 13 bahasa (termasuk Bahasa Inggris, Tionghoa, dan Jepang).
Lagu lain ciptaan Gesang adalah Jembatan Merah, Pamitan, Caping Gunung, Aja Lamis.
Bengawan Solo diciptakan pada tahun 1940, ketika ia berusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, dia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar enam bulan.
Gesang tinggal di Jalan Bedoyo Nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo bersama keponakan dan keluarganya, setelah sebelumnya tinggal di rumahnya Perumnas Palur pemberian Walikota Surakarta tahun 1984 selama 20 tahun. Dia telah berpisah dengan istrinya tahun 1962. Selepasnya, memilih untuk hidup sendiri. Dia tak mempunyai anak. Pada tanggal 1 Oktober 2008 telah berusia 92 tahun.
Gesang pada awalnya bukanlah seorang pencipta lagu. Dulu, dia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara dan pesta kecil-kecilan saja di Kota Solo. Dia juga pernah menciptakan beberapa lagu, seperti Keroncong Roda Dunia, Keroncong si Piatu, dan Sapu Tangan, pada masa PD II. Sayangnya, ketiga lagu ini kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
Posting Komentar